Setelah istilah-istilah dari fotografi bagian 1 yang telah
ditulis kemarin, kini LSI akan melanjutkan tentang istilah-istilah dari
fotografi bagian 2. Check this out!
H
Highlight : Bagian paling terang pada sebuah foto yang –
jika muncul terlalu banyak – akan mengakibatkan foto yang overexposed. Jika
dilihat akan tampak banyak bagian terang dan putih.
High key : Teknik pencampuran kontras pada foto dimana
bagian highlight lebih banyak daripada bagian gelap tapi tidak overexposed.
Hot shoe : Bagian pada kamera tempat dipasangnya extended
flash. Ada di bagian atas kamera dan punya titik-titik kontak elektronik yang
akan memberi sinyal pada flash untuk menembak saat tombol shutter ditekan.
I
Infinity : Pada pengukuran lensa kamera, infinity adalah
jarak maksimal yang jauh lebih besar daripada angka yang tertulis pada
selongsong kamera. Dilambangkan dengan angka 8 horizontal dan biasanya
digunakan untuk mendapatkan DOF yang sangat dalam atau memotret sesuatu yang
sangat jauh seperti bulan.
Infrared : Jenis cahaya yang tidak tertangkap oleh mata tapi
bisa di-”lihat” oleh kamera. Bila dimanfaatkan melalui filter lensa infrared
atau kamera khusus infrared, bisa menghasilkan foto yang sangat indah.
ISO : Tingkat kepekaan film atau sensor terhadap cahaya.
Semakin tinggi angka ISO-nya, semakin terang foto yang dihasilkan. Bila ISO
tinggi digunakan di cahaya redup biasanya bisa menimbulkan grain/noise pada
foto.
L
Landscape : Ukuran foto dimana bentuknya cenderung
horizontal; lebih lebar daripada tinggi. Bisa juga berarti genre fotografi yang
menangkap pemandangan alam sebagai objek.
Lensa : Kombinasi kaca dan ruang udara yang diatur di dalam
sebuah selongsong. Di dalamnya terdapat diafragma yang bisa membuka dan menutup
untuk memungkinkan sejumlah cahaya masuk. Ini dikontrol secara manual oleh
sebuah ring di baguan luar selongsong lensa, atau secara elektronis melalui pin
di bagian sambungan lensa dengan kamera. Lensa punya dua fungsi utama: satu –
memusatkan cahaya ke film atau sensor, kedua – mengontrol jumlah cahaya yang
sampai ke sensor dengan penggunaan aperture. Lensa autofokus bisa dilengkapi
motor untuk memungkinkannya bergerak maju-mundur untuk mengubah fokus.
M
Makro : Istilah lain dari fotografi close-up, tapi lebih
spesifik lagi berarti memotret sebuah objek sampai ke ukuran aslinya atau lebih
besar lagi. Bisa digambarkan sebagai sebuah rasio; misalnya rasio 1:2 berarti
objek dalam foto setengah dari ukuran aslinya.
Manual : Sebuah mode exposure dimana pengaturan exposure-nya
dibuat oleh fotografer dengan memilih angka aperture dan shutter speed secara
manual. Bisa juga berarti buku panduan yang datang beserta paket kamera kamu.
Maximum aperture : Bukaan atau f-stop terbesar yang bisa
dibuat oleh sebuah lensa. Sebuah lensa f/1.4 adalah lensa cepat karena memiliki
maximum aperture yang cenderung lebar; sementara lensa f/4.5 adalah lensa
lambat karena memiliki maximum aperture yang lebih sempit. Lensa cepat sangat
membantu bila digunakan memotret dalam cahaya redup.
Minimum aperture : Bukaan atau f-stop terkecil yang bisa
dibuat oleh sebuah lensa. Biasanya, lensa wide angle punya minimum aperture
f/22; lensa normal f/16; dan lensa telephoto f/32.
Mode : Cara melakukan beberapa pemotretan. Beberapa mode
pada kamera sudah diprogram lebih dulu dan bisa dipilih sesuai dengan kondisi
pemotretan atau objek. Ini termasuk mode aperture priority (A atau AV), shutter
priority (S atau TV), dan seterusnya.
O
Overexposure : Saat melakukan exposure, jika ada terlalu
banyak cahaya masuk mengenai sensor, maka overexposure terjadi. Overexposure
kecil bisa mengakibatkan hilangnya detil dan texture dalam highlight sebuah
foto; sementara overexposure yang parah bisa mengakibatkan kerusakan serius
pada kualitas foto dan hilangnya informasi foto.
P
Panning : Sebuah teknik pemotretan dimana kamera mengikuti
gerakan objek saat exposure berlangsung, biasanya dilakukan dengan shutter
speed pelan.
Polarizing filter : Sebuah filter yang meneruskan gelombang
cahaya ke satu arah, digunakan untuk memperdalam warna biru pada langit,
mengurangi kontras pada tempat yang sangat terang, dan untuk menembus permukaan
yang memantulkan cahaya seperti air atau kaca.
Portrait : Ukuran foto dimana ukurannya cenderung vertikal;
lebih tinggi daripada lebar. Bisa juga berarti genre fotografi yang berfokus
pada manusia sebagai objek.
Post-processing : Proses yang dilakukan setelah foto
diambil. Biasanya menggunakan program editor foto pada komputer. Biasa juga
disebut editing.
S
Saturasi : Berhubungan dengan warna pada sebuah foto, yaitu
cerah atau tidaknya warna-warna tersebut. Saturasi bisa dimanipulasi melalui
post-processing.
Shadow : Bagian tergelap pada sebuah foto. Kebalikan dari
highlight. Biasanya menampilkan detil dan tekstur.
Sharpness : Bagian dari foto yang terfokus atau tajam.
Shutter : Serangkaian ‘tirai’ di dalam lensa yang bisa
membiarkan cahaya masuk untuk sampai ke sensor dalam rentang waktu tertentu.
Shutter release : Tombol yang digunakan untuk menentukan
saat menutupnya shutter. Banyak tombol ini yang bekerja dala dua langkah; jika
ditekan setengah jalan akan mencari fokus pada mode autofokus, dan jika ditekan
sepenuhnya akan menutup tirai shutter.
Single-Lens-Reflex : disingkat SLR. Jenis kamera yang
memiliki cermin yang bisa digerakkan dibelakang lensa dan kaca untuk melihat
objek. Sensor terletak di belakang susunan cermin ini yang akan bergerak jika
exposure terjadi. SLR dan DSLR adalah dua sistem yang berbeda, dimana DSLR
adalah digital, sementara SLR adalah analog.
Slow : Istilah yang digunakan untuk jangka waktu exposure
yang lama. Biasanya bila menggunakan aperture dengan bukaan kecil atau bila
shutter speed lebih lambat dari 1/30 detik.
Stop : Pengukuran cahaya yang digunakan untuk menggambarkan
aperture atau shutter speed, meskipun lebih umum digunakan bersama aperture.
Perbedaan satu stop menandakan setengah atau dua kali lipat jumlah cahaya. Stop
down berartu mempersempit aperture; stop up berarti melebarkan.
T
Telephoto : Nama yang digunakan untuk lensa yang focal
length-nya lebih panjang dari 50mm dan sudut pandanganya kurang dari 45
derajat. Telephoto biasa panjangnya sekitar 80mm, medium sekitar 135mm, dan
telephoto ekstrem bisa sampai 300mm atau lebih (dikenal juga dengan istilah
termos putih). Biasanya untuk memotret benda-benda jauh agar tampak dekat,
seperti cara kerja teropong.
Tripod : Sebuah alat berkaki tiga dengan landasan tempat
memasang kamera, digunakan untuk menstabilkan kamera selama exposure terjadi.
Sangat berguna untuk exposure yang lebih lama dari 1/30 detik, atau jika
beberapa foto harus diambil dengan keseragaman yang tinggi.
Tone : Istilah lain untuk warna, tapi bisa juga berarti mood
yang dihasilkan oleh kombinasi warna pada sebuah foto.
U
Underexposed : Kegagalan mengekspos sensor dengan benar
karena tidak ada cukup cahaya yang sampai ke sensor untuk memunculkan warna dan
brightness. Foto yang underexposed akan tampak gelap dan kekurangan warna.
UV Filter : Sebuah filter lensa yang bening tanpa warna yang
mencegah sinar ultraviolet terekam oleh film atau sensor. Baik untuk memotret
landscape jarak jauh atau melindungi lensa.
V
Viewfinder : Kotak tempat melihat objek saat dibidik.
Disebut juga jendela bidik. Biasanya di layarnya tertera panduan exposure,
fokus, dan kesiapan flash. Ini adalah ruang kontrol tempat menentukan berhasil
atau tidaknya gambar diambil.
W
Warm tone : Penampilan atau mood warna sebuah foto yang
cenderung kuning atau jingga. Pada foto hitam putih akan menjadi sepia atau
kecoklatan.
Wide angle : Jenis lensa yang memberikan pandangan luas,
biasanya pada rentang focal length 35 sampai 24mm. Ultra wide angle panjangnya
20 – 8mm. Lensa wide angle memungkinkan fokus yang merata pada seluruh bagian
foto. Biasanya digunakan untuk memotret landscape.
Z
Zoom : Kemampuan lensa untuk merubah focal length, kebalikan
dari lensa dengan length yang tetap (fixed). Lensa zoom tersedia dalam beberapa
rentang yang berbeda, seperti 35 sampai 105mm.
Nah, sekarang kamu sudah lebih tahu tentang istilah-istilah
dalam dunia fotografi. Silahkan mencoba bereksplorasi dibidang fotografi :)
No comments:
Post a Comment